Rumah ini
merupakan peninggalan Sultan Khedoh yang berjarak 2 km dari pusat kota kearah
Bukittinggi, tepatnya di Kelurahan Balai Nan Duo Koto Nan Ampek. Rumah yang
dibangun sekitar 200 tahun yang lalu, merupakan bangunan bersejarah sebagai
tempat tinggal Wedana pada masa penjajahan Belanda. Keistimewaan lain pada
rumah ini adalah terletak pada ukiran-ukirannya. Seorang ahli ukir bahkan
berpendapat, bahwa motif ukiran yang ada pada sebagian rumah ini tidak
ditemukan lagi pada khasanah ukiran yang lazim dipakai sekarang.Rumah gadang
ini sudah mengalami pemugaran pada tahun 1981.
This
is heritage of Sultan Khedoh, 2 km from Payakumbuh through Bukittinggi, it is located at Balai Nan Duo Koto Nan Ampek
village. The house which has been built about 200 years old is a heritage as a
Wedana’s house when the dutch colonization. The special things of this house
are coming from the carving. Even one of the experts said the several of this
carving cannot be found in similar house in present time. This big house has
renovated in 1981
Tidak ada komentar:
Posting Komentar